Selasa, 23 Juni 2020

Berorganisasi, Pilihan ataukah Keharusan?


Dalam sebuah perbincangan kecil di kantin sekolah, sedikit terjadi perdebatan tentang munculnya pertanyaan menarik. Sebenarnya perlukah masuk dan aktif dalam sebuah organisasi di sekolah?

Ada dua anak yang memiliki pandangan berbeda. Satu anak berpandangan bahwa tujuan sekolah adalah untuk mencari ilmu, sehingga fokusnya harus pada mata pelajaran. Tapi anak lain berpandangan, benar kita masuk sekolah dengan tujuan untuk mencari ilmu, namun tidak cukup hanya ilmu dari mata pelajaran. Karena ilmu atau materi dari mata pelajaran belum cukup untuk bekal hidup, sehingga perlu pendampingnya yaitu pengalaman di lapangan yang salah satunya melalui pembelajaran di dalam sebuah organisasi.

Berpendapat adalah hak, sehingga siapapun tidak dapat melarangnya. Bagi orang tertentu boleh saja berpandangan bahwa tujuan sekolah adalah untuk belajar ilmu mata pelajaran. Memang banyak mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah. Belum lagi tugas dan kesibukan lain akibat dari proses pembelajaran. Bahkan kecenderungan orang lain termasuk mungkin sebagian orang tua mengukur keberhasilan belajar anaknya di sekolah dari nilai pelajaran yang tertera di dalam raport. Ketika nilai di dalam raport terlihat kecil, sudah dianggap anaknya gagal dan perlu peningkatan belajar. Kalau perlu peningkatan belajar iya, tapi kalau gagal belum tentu.

Orang lain berpandangan tidak cukup hanya belajar ilmu mata pelajaran di sekolah. Dibutuhkan pengalaman lapangan sebagai bekal perjuangan di tahapan berikutnya dalam kehidupan. Ilmu pelajaran penting, tapi pengalaman juga penting. Pengalaman di lapangan dapat diperoleh salah satunya dari pembelajaran dalam mengelola sebuah organisasi. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan masuk dan aktif di sebuah organisasi. Selain dapat menambah pengalaman di lapangan, masuk dan aktif di sebuah organisasi akan dapat menambah kepekaan sosial dan juga dapat dijadikan sebagai media penyegaran setelah proses pembelajaran materi pelajaran.

Banyak pengalaman yang didapat saat seseorang mengelola sebuah organisasi. Untuk mempermudah pemahaman, organisasi dapat diumpamakan sebagai rumah tangga. Bagaimana seseorang mampu mempertahankan keutuhan rumah tangganya, membuatnya tetap hidup, menyelesaikan semua konflik yang ada di dalamnya dan lain sebagainya. Ini adalah sebuah pembelajaran yang mendalam. Ketika seseorang sudah terbiasa untuk mempelajarinya sejak dini, maka nantinya mereka akan lebih siap dalam menjalani kehidupan yang sebenarnya.

Memang di tataran siswa kadang merasa sulit ketika dihadapkan pada dua pilihan, antara fokus pelajaran atau organisasi. Padahal di sini sebenarnya bukan pilihan, tetapi lebih tepatnya adalah harus saling berdampingan. Antara kemampuan akademik dan nonakademik harus seiring sejalan. Kemampuan akademik adalah kemampuan dalam menguasai ilmu dari mata pelajaran, sedangkan kemampuan nonakademik adalah kemampuan lain di luar mata pelajaran yang salah satunya didapat dari sebuah organisasi.

Dua hal ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Siswa harus mampu dalam pembelajaran bidang akademik, selain itu juga harus menguasai ilmu dalam bidang nonakademik. Dengan begitu, ketika siswa mampu menyandingkan kedua hal ini, maka dia akan memiliki kesiapan yang lebih dalam menjalani hiruk pikuk perjuangan di tahapan berikutnya dalam kehidupan yang nyata.

2 komentar: