Dalam sebuah perbincangan kecil di kantin sekolah, sedikit terjadi
perdebatan tentang munculnya pertanyaan menarik. Sebenarnya perlukah masuk dan
aktif dalam sebuah organisasi di sekolah?
Ada dua anak yang memiliki pandangan berbeda. Satu anak berpandangan
bahwa tujuan sekolah adalah untuk mencari ilmu, sehingga fokusnya harus pada
mata pelajaran. Tapi anak lain berpandangan, benar kita masuk sekolah dengan
tujuan untuk mencari ilmu, namun tidak cukup hanya ilmu dari mata pelajaran.
Karena ilmu atau materi dari mata pelajaran belum cukup untuk bekal hidup,
sehingga perlu pendampingnya yaitu pengalaman di lapangan yang salah satunya melalui
pembelajaran di dalam sebuah organisasi.
Berpendapat adalah hak, sehingga siapapun tidak dapat melarangnya.
Bagi orang tertentu boleh saja berpandangan bahwa tujuan sekolah adalah untuk
belajar ilmu mata pelajaran. Memang banyak mata pelajaran yang harus dipelajari
di sekolah. Belum lagi tugas dan kesibukan lain akibat dari proses
pembelajaran. Bahkan kecenderungan orang lain termasuk mungkin sebagian orang
tua mengukur keberhasilan belajar anaknya di sekolah dari nilai pelajaran yang
tertera di dalam raport. Ketika nilai di dalam raport terlihat kecil, sudah dianggap
anaknya gagal dan perlu peningkatan belajar. Kalau perlu peningkatan belajar
iya, tapi kalau gagal belum tentu.
Orang lain berpandangan tidak cukup hanya belajar ilmu mata pelajaran
di sekolah. Dibutuhkan pengalaman lapangan sebagai bekal perjuangan di tahapan
berikutnya dalam kehidupan. Ilmu pelajaran penting, tapi pengalaman juga
penting. Pengalaman di lapangan dapat diperoleh salah satunya dari pembelajaran
dalam mengelola sebuah organisasi. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan
masuk dan aktif di sebuah organisasi. Selain dapat menambah pengalaman di
lapangan, masuk dan aktif di sebuah organisasi akan dapat menambah kepekaan
sosial dan juga dapat dijadikan sebagai media penyegaran setelah proses
pembelajaran materi pelajaran.
Banyak pengalaman yang didapat saat seseorang mengelola sebuah
organisasi. Untuk mempermudah pemahaman, organisasi dapat diumpamakan sebagai
rumah tangga. Bagaimana seseorang mampu mempertahankan keutuhan rumah
tangganya, membuatnya tetap hidup, menyelesaikan semua konflik yang ada di
dalamnya dan lain sebagainya. Ini adalah sebuah pembelajaran yang mendalam.
Ketika seseorang sudah terbiasa untuk mempelajarinya sejak dini, maka nantinya
mereka akan lebih siap dalam menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Memang di tataran siswa kadang merasa sulit ketika dihadapkan pada dua
pilihan, antara fokus pelajaran atau organisasi. Padahal di sini sebenarnya
bukan pilihan, tetapi lebih tepatnya adalah harus saling berdampingan. Antara
kemampuan akademik dan nonakademik harus seiring sejalan. Kemampuan akademik
adalah kemampuan dalam menguasai ilmu dari mata pelajaran, sedangkan kemampuan
nonakademik adalah kemampuan lain di luar mata pelajaran yang salah satunya didapat
dari sebuah organisasi.
Dua hal ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Siswa harus mampu dalam pembelajaran bidang akademik, selain itu juga harus
menguasai ilmu dalam bidang nonakademik. Dengan begitu, ketika siswa mampu
menyandingkan kedua hal ini, maka dia akan memiliki kesiapan yang lebih dalam
menjalani hiruk pikuk perjuangan di tahapan berikutnya dalam kehidupan yang
nyata.
Sangat menginspirasi pak 🥺
BalasHapusTerima kasih, mbk Fadia
Hapus