Kamis, 15 September 2022

BUDAYA POSITIF JADIKAN SEKOLAH KONDUSIF

Suasana sekolah akan lebih kondusif, nyaman, dan menyenangkan manakala seluruh warganya menjalankan disiplin positif. Di dalamnya tidak ada yang merasa tertekan atau terlalu ambisi untuk mendapatkan pujian.

Pendidikan haruslah membimbing dan menguatkan apa yang ada di dalam diri setiap murid agar dapat memperbaiki tingkah lakunya, cara hidupnya dan pertumbuhannya. Dalam proses pembelajaran, murid diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik.

Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk karakter pelajar Pancasila dengan memberikan contoh dan melakukan pembiasaan yang konsisten di sekolah.

Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif antara orang tua dan murid. Dalam penerapan disiplin positif ini, murid diajarkan untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Selain itu, disiplin positif juga mengajarkan murid tanggung jawab serta rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan murid untuk melakukan sesuatu tanpa tendensi pragmatis apapun.

Disiplin positif membuat murid mengerti bahwa ketika ia tidak terlambat dalam mengikuti proses pembelajaran, maka ia akan merasa nyaman, bukan karena takut akan dihukum oleh siapapun jika tidak melakukannya atau karena ingin mendapatkan pujian.

Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta berakhlak mulia.

Pengembangan budaya disiplin positif sangat penting diterapkan di sekolah. Seperti contoh di salah satu SMA yang ada di kabupaten Trenggalek. Karena merasa budaya disiplin positif sangat perlu dan penting untuk dikembangkan, maka berbagai strategi penguatan dijalankan. Hal yang pertama dilakukan di tahun akademik 2022/2023 adalah melaksanakan sosialisasi awal kepada Bapak Ibu Guru Pembina OSIS dan MPK. Di sekolah ini terdapat 12 pembina OSIS dan MPK yang menjadi garda terdepan dalam mendampingi murid menjalankan tugas/kegiatan keseharian.

Pembina OSIS dan MPK harus mampu menjadi contoh dan teladan bagi teman sejawat dan murid-muridnya.

Selanjutnya proses sosialisasi dan penerapan budaya positif ini juga dilakukan kepada Pengurus OSIS dan Pimpinan MPK. Sebanyak 53 murid inilah yang paling banyak melaksanakan program-program di sekolah baik akademik maupun non akademik. Mereka jugalah yang biasanya menjadi pendidik sebaya bagi teman-temannya. Untuk itu, sangat diperlukan pembiasaan budaya positif bagi mereka terlebih dahulu.

Tidak hanya itu, di salah satu sekolah yang ada di kabupaten Trenggalek ini juga memiliki banyak sekali ekstrakurikuler untuk mewadahi bakat dan potensi murid. Mereka juga harus menjadi sasaran awal dalam proses sosialisasi dan penerapan budaya positif agar juga dapat bersama-sama Pengurus OSIS dan Pimpinan MPK untuk menjadi contoh dan pendidik sebaya bagi teman-temannya. Dua ekstrakurikuler awal yang menjadi sasarannya adalah Komando Pasukan Khusus dan ekstrakurikuler Teater. Dua ekstrakurikuler ini memiliki banyak anggota dan memiliki ciri khas sendiri-sendiri.

Di tahun akademik 2022/2023, sekolah ini juga digunakan untuk praktik mengajar mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Trenggalek. Mengingat mereka juga nantinya akan menjadi generasi pendidik di masa depan, maka juga tidak luput menjadi sasaran sosialisasi penerapan budaya positif di sekolah ini.

Semua ini dilakukan semata-mata demi terwujudnya sekolah yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan untuk proses pembelajaran. Sehingga seluruh warganya dapat menjalankan kegiatan tanpa ada yang merasa tertekan atau terlalu ambisi untuk mendapatkan pujian.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar