Selasa, 02 Juni 2020

Tentang Manusia dan Diri Kita

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang memiliki akal sehat sehingga mereka (manusia) dapat berpikir tentang apa yang akan dilakukannya. Selain itu manusia juga merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
Selain memiliki akal sehat, manusia juga memiliki nafsu yang telah dianugerahkannya, sehingga dengan nafsu inilah manusia seakan mempunyai keinginan yang begitu menggebu. Baik keinginan itu berupa hal yang positif, maupun negatif. Inilah ciri yang mendasar dari sosok makhluk yang dinamakan manusia.
Sebenarnya hewan juga makhluk ciptaan Tuhan, tapi hewan kurang sempurna, karena mereka tidak dianugerahi akal yang sehat oleh Tuhan. Sehingga mereka hanya bisa memiliki keinginan yang menggebu tetapi tidak mengetahui bagaimana ia dapat mengejawantahkan keinginan tersebut dan apa dampak dari keinginannya itu, akhirnya hanya sebuah kebrutalan yang dia miliki dan hanya sebuah kebuntuan pikir yang mereka alami.
Namun dibalik semua itu, kadang manusia juga ada  yang memiliki sifat seperti itu. Kalau dipikir memang benar jika ada manusia yang memiliki pemikiran seperti hewan, bukan memiliki fisik seperti hewan. Kita dapat melihat bagaimana kelakuan si manusia tersebut, memiliki kemiripan sifat atau tidak. Kalau memiliki berarti tidak salah.
Manusia kadang memang memiliki kecenderungan bersifat seperti hewan. Karena manusia juga memiliki nafsu. Kita tahu nafsu itu ada dua, yaitu nafsu untuk berbuat yang positif dan nafsu untuk berbuat negatif.
Pertama, nafsu untuk berbuat positif. Nafsu ini tidak membahayakan. Bahkan nafsu ini sangat baik ketika manusia mau dan mampu untuk mengembangkannya. Sudah jelas, ketika manusia menjalankan atau mengembangkan nafsu ini maka dia tidak akan membuat orang lain sengsara dan bahkan kadang malah membuat orang lain menjadi bahagia. Inilah kalau manusia melakukan nafsu yang positif. Tapi berbeda lagi jika manusia mengembangkan nafsu yang kedua.
Kedua, nafsu negatif. Nafsu ini cenderung bersifat merugikan dan menciptakan kejahatan di muka bumi. Ketika manusia mengembangkan, bahkan menjalankan nafsu ini, dia cenderung akan membuat orang lain merugi, bahkan nafsu ini dapat merusak.
Sangat bahaya jikalau manusia melakukan dan mengembangkan nafsu ini, karena kecenderungannya adalah dia tidak memiliki aturan sehingga apapun akan dia lakukan yang penting bisa memuluskan jalan menuju apa yang dia inginkan. Bahkan banyak orang yang mengatakan kalau dia akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginannya tanpa mengindahkan bagaimana kondisi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Capek memang kalau kita mencoba berpikir realistis tentang kejadian di muka bumi ini, apalagi kalau berbicara soal manusia. Karena sampai kapanpun kita sulit untuk memilih manusia yang baik dan tidak. Berdasarkan pandangan pribadi, saya tidak memiliki ukuran yang muluk – muluk dalam menentukan mana manusia yang baik dan mana manusia yang tidak baik. Hanya satu yang mendasari saya untuk melihat mana manusia yang baik dan tidak. Kita dapat mengetahui secara mendalam tentang manusia itu  dengan melihat dari nafsu yang dimilikinya, walaupun tanpa menegasikan sifat lainnya yang seharusnya menjadi tolok ukur baik atau tidaknya manusia.
Sekali lagi memang sulit untuk memilih dan mengidentifikasi semua itu. Karena mengingat perkataan orang bahwa “dunia ini adalah panggung sandiwara”. Melihat kalimat tersebut, di dalam otak saya sedikit terbesit bahwa ternyata dengan jargon itu berarti menusia di dunia ini dapat berakting. Dengan begitulah kita akan kesulitan untuk menemukan siapa yang baik dan siapa yang tidak. Karena kalaupun toh kita dapat melihat secara sekilas manusia itu baik, tapi kita tidak dapat berpikir kalau manusia itu sebenarnya  sedang berakting atau tidak. Kalau tidak berakting, itu jelas tidak ada masalah. Tapi yang menjadi masalah adalah kalau pada saat kita menyaksikan, si manusia itu sedang berakting. Ini kan jadi masalah yang besar bagi kita. Kita akan tertipu dengan kedok aktingnya. Terlanjur kita terlalau percaya, ternyata dia tidak dapat dipercaya. Inilah yang harus kita pikirkan masak – masak. Makanya kenapa kemudian saya mengatakan sulit untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk pada manusia. Sehingga saya punya pemikiran, yang harus dilihat dulu adalah nmafsunya. Dia memiliki kecenderungan nafsu positif yang dominan, atau malah negatifnya yang dominan. Kalau positif yang dominan, kemungkinan walaupun kita harus tetap berhati – hati, kita tidak akan terjebak dengan pergaulan kita. Tapi kalau kecenderungan yang dominan adalah yang negatif, maka kita harus berpikir berulangkali dan berhati-hati bergaul dengan mereka.
Di dunia ini tidak ada manusia yang tidak memiliki nafsu negatif. Cuma kita dapat mengendalikan nafsu itu atau tidak.
Ini mungkin sedikit dapat pembaca jadikan gambaran untuk menentukan mana manusia yang baik dan tidak. Tentunya sekali lagi, tanpa menegasikan ciri dan sifat yang lainnya. Tetap berhati-hati dalam bergaul. Pikirkan dengan masak sebelum bertindak.

6 komentar: