Manusia merupakan makhluk
Tuhan yang memiliki akal sehat sehingga mereka (manusia) dapat berpikir tentang
apa yang akan dilakukannya. Selain itu manusia juga merupakan makhluk Tuhan
yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
Selain memiliki akal
sehat, manusia juga memiliki nafsu yang telah dianugerahkannya, sehingga dengan
nafsu inilah manusia seakan mempunyai keinginan yang begitu menggebu. Baik
keinginan itu berupa hal yang positif, maupun negatif. Inilah ciri yang
mendasar dari sosok makhluk yang dinamakan manusia.
Sebenarnya hewan juga
makhluk ciptaan Tuhan, tapi hewan kurang sempurna, karena mereka tidak
dianugerahi akal yang sehat oleh Tuhan. Sehingga mereka hanya bisa memiliki keinginan
yang menggebu tetapi tidak mengetahui bagaimana ia dapat mengejawantahkan
keinginan tersebut dan apa dampak dari keinginannya itu, akhirnya hanya sebuah
kebrutalan yang dia miliki dan hanya sebuah kebuntuan pikir yang mereka alami.
Namun dibalik semua itu,
kadang manusia juga ada yang memiliki
sifat seperti itu. Kalau dipikir memang benar jika ada manusia yang memiliki
pemikiran seperti hewan, bukan memiliki fisik seperti hewan. Kita dapat melihat
bagaimana kelakuan si manusia tersebut, memiliki kemiripan sifat atau tidak.
Kalau memiliki berarti tidak salah.
Manusia kadang memang
memiliki kecenderungan bersifat seperti hewan. Karena manusia juga memiliki
nafsu. Kita tahu nafsu itu ada dua, yaitu nafsu untuk berbuat yang positif dan
nafsu untuk berbuat negatif.
Pertama, nafsu untuk
berbuat positif. Nafsu ini tidak membahayakan. Bahkan nafsu ini sangat baik
ketika manusia mau dan mampu untuk mengembangkannya. Sudah jelas, ketika
manusia menjalankan atau mengembangkan nafsu ini maka dia tidak akan membuat
orang lain sengsara dan bahkan kadang malah membuat orang lain menjadi bahagia.
Inilah kalau manusia melakukan nafsu yang positif. Tapi berbeda lagi jika
manusia mengembangkan nafsu yang kedua.
Kedua, nafsu negatif.
Nafsu ini cenderung bersifat merugikan dan menciptakan kejahatan di muka bumi.
Ketika manusia mengembangkan, bahkan menjalankan nafsu ini, dia cenderung akan
membuat orang lain merugi, bahkan nafsu ini dapat merusak.
Sangat bahaya jikalau
manusia melakukan dan mengembangkan nafsu ini, karena kecenderungannya adalah
dia tidak memiliki aturan sehingga apapun akan dia lakukan yang penting bisa
memuluskan jalan menuju apa yang dia inginkan. Bahkan banyak orang yang mengatakan
kalau dia akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginannya tanpa
mengindahkan bagaimana kondisi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Capek memang kalau kita
mencoba berpikir realistis tentang kejadian di muka bumi ini, apalagi kalau
berbicara soal manusia. Karena sampai kapanpun kita sulit untuk memilih manusia
yang baik dan tidak. Berdasarkan pandangan pribadi, saya tidak memiliki ukuran
yang muluk – muluk dalam menentukan mana manusia yang baik dan mana manusia
yang tidak baik. Hanya satu yang mendasari saya untuk melihat mana manusia
yang baik dan tidak. Kita dapat mengetahui secara mendalam tentang manusia
itu dengan melihat dari nafsu yang
dimilikinya, walaupun tanpa menegasikan sifat lainnya yang seharusnya menjadi
tolok ukur baik atau tidaknya manusia.
Sekali lagi memang sulit
untuk memilih dan mengidentifikasi semua itu. Karena mengingat perkataan orang
bahwa “dunia ini adalah panggung sandiwara”. Melihat kalimat tersebut, di dalam
otak saya sedikit terbesit bahwa ternyata dengan jargon itu berarti menusia di
dunia ini dapat berakting. Dengan begitulah kita akan kesulitan untuk menemukan
siapa yang baik dan siapa yang tidak. Karena
kalaupun toh kita dapat melihat secara sekilas manusia itu baik, tapi kita
tidak dapat berpikir kalau manusia itu sebenarnya sedang berakting atau tidak. Kalau tidak berakting,
itu jelas tidak ada masalah. Tapi yang menjadi masalah adalah kalau pada saat
kita menyaksikan, si manusia itu sedang berakting. Ini kan jadi masalah yang besar bagi kita. Kita
akan tertipu dengan kedok aktingnya. Terlanjur kita terlalau percaya, ternyata
dia tidak dapat dipercaya. Inilah yang harus kita pikirkan masak – masak.
Makanya kenapa kemudian saya mengatakan sulit untuk menentukan mana yang baik
dan mana yang buruk pada manusia. Sehingga saya punya pemikiran, yang harus
dilihat dulu adalah nmafsunya. Dia memiliki kecenderungan nafsu positif yang dominan,
atau malah negatifnya yang dominan. Kalau
positif yang dominan, kemungkinan walaupun kita harus tetap berhati – hati,
kita tidak akan terjebak dengan pergaulan kita. Tapi kalau kecenderungan yang
dominan adalah yang negatif, maka kita harus berpikir berulangkali dan
berhati-hati bergaul dengan mereka.
Di dunia ini tidak ada
manusia yang tidak memiliki nafsu negatif. Cuma kita dapat mengendalikan nafsu
itu atau tidak.
Ini mungkin sedikit dapat pembaca jadikan gambaran
untuk menentukan mana manusia yang baik dan tidak. Tentunya sekali lagi, tanpa
menegasikan ciri dan sifat yang lainnya. Tetap berhati-hati dalam bergaul. Pikirkan
dengan masak sebelum bertindak.
๐๐๐
BalasHapusTerima kasih
HapusLuar biasa ...
BalasHapusMantab๐ฅ
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusWOW๐ฅ
BalasHapus