Sabtu, 31 Juli 2021

Pelajar Siap Menjawab Tantangan

 


Berbicara pelajar sama dengan berbicara untuk sekian tahun keberadaan bangsa dan negara. Pelajar dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan masa depan. Kehadiran pelajar diharapkan mampu menghadirkan sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang.

Pelajar dengan segala kemampuan, kelebihan dan kelemahannya merupakan generasi emas calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Terdapat sebuah harapan yang besar dari masyarakat terhadap keberadaan pelajar untuk dapat mengemban amanah serta pada akhirnya bermuara pada tuntutan agar mereka mampu memberikan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik daripada yang telah diberikan oleh para pendahulunya.

Dikatakan sebagai generasi emas, karena pelajar merupakan sumber daya manusia yang sekaligus menjadi penerus dan tulang punggung bangsa. Akan tetapi generasi emas ini hanya tinggal generasi yang kurang bermakna jika tidak ada keinginan dan kesempatan. Oleh karena itu, keinginan dan kesempatan berbanding lurus menjadi kunci agar generasi emas ini menjadi semakin berharga. Dalam hal ini keinginan bersumber dari dalam diri mereka sendiri, sedangkan kesempatan dapat berupa akses dan kepercayaan dari orang yang ada di sekitarnya.

Dengan demikian, pelajar tidak lagi dianggap sebagai pribadi yang hanya penuh kelemahan, akan tetapi harus dianggap sebagai pribadi yang memiliki kemampuan. Tanpa adanya keinginan dan kesempatan, pelajar bahkan selamanya akan menjadi orang yang gamang. Jikalau sudah demikian, maka pada dasarnya bangsa ini sama dengan telah menyiapkan diri pada kematiannya, karena ia tidak mampu menyiapkan generasi sesudahnya dengan lebih baik.

Oleh karena itu, pelajar harus didorong untuk memiliki keinginan dan mendapatkan kesempatan dalam berbagai aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika hal ini benar-benar nyata, maka sesungguhnya bangsa ini telah melakukan Investasi nasional yang tidak akan pernah rugi sepanjang zaman. Bahkan dapat dikatakan, bahwa karya monumental dari bangsa ini adalah kemampuannya menyiapkan generasi emas agar mampu memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negaranya dengan lebih baik dari apa yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.


Sabtu, 24 Juli 2021

Peran Kunci Membangun Tim yang Tangguh

 

Membangun tim yang tangguh sama dengan mengorganisir anggota yang tepat untuk menuju visi yang diinginkan. Jika kita dapat mengenali potensi yang dimiliki oleh anggota dan mampu memasangkannya, maka kita akan dapat membentuk fondasi untuk sebuah tim yang sanggup mencapai hasil lebih besar dari yang diharapkan.

Jika setiap anggota mempunyai peran yang sesuai dengan keahlian mereka, maka mereka akan merasa telah memberikan kontribusi yang lebih besar. Mereka akan menerima lebih banyak pengakuan dan penghargaan. Terdapat lebih sedikit konfrontasi dan perselisihan dalam tim karena setiap orang akan menghargai kontribusinya yang unik dan tidak bersaing untuk peran tersebut dengan anggota lainnya. Dengan kata lain, ketika kita telah membentuk tim yang tangguh, maka secara otomatis akan mempermudah pekerjaan dan tanggung jawab kita.

Terdapat empat peran kunci dalam sebuah tim yang tangguh.

Perencana (Planner)

Anggota tim ini sangat pandai dan pemikir yang orisinil. Keahlian mereka yang utama adalah menghasilkan ide-ide baru dan menyelesaikan masalah yang sulit. Mereka menebarkan benih-benih yang akan dipelihara oleh seluruh anggota tim sampai mereka menghasilkan buah.

Perencana merupakan orang yang idealis. Biasanya suka bekerja secara independen , individualistik dan sering kali tidak konvensional atau melakukan sesuai di luar kebiasaan. Mereka peka terhadap kritik dan pujian, tetapi sering tidak tanggap terhadap ide-ide orang lain dan tidak dapat berkomunikasi dengan mudah melalui cara pikiran orang lain dibandingkan dengan melalui cara berpikirnya sendiri. Mereka berharap orang lain menyesuaikan diri dengannya.

Koordinator (Coordinator)

Koordinator sangat disiplin dan terkontrol, serta mempunyai kecenderungan alami untuk berfokus pada objek. Dia menjadi kekuatan pemersatu yang hebat dalam tim dan biasanya dihormati oleh anggota tim yang lain.

Koordinator memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan otoritas atau wewenang yang alami. Dia seorang delegator yang bagus, komunikator yang handal dan orang yang ahli dalam mendukung bakat individu serta memanfaatkan bakat itu untuk kepentingan seluruh tim.

Koordinator juga memiliki sifat yang bijaksana dan dewasa secara emosional. Dia tidak harus lebih pandai dari anggota lainnya, dan tidak juga harus lebih kreatif dibandingkan anggota tim lainnya. Kekuatan dia terletak pada kemampuannya untuk mengeluarkan keahlian dari orang lain dan mengarahkan mereka menuju tujuan tim secara keseluruhan.

Pekerja Tim (Tim Worker)

Pekerja tim adalah orang yang sportif, sensitif dan senang bergaul. Mereka memiliki keahlian atau keterampilan berorganisasi, akal sehat dan disiplin diri untuk mengubah ide dan keputusan menjadi pekerjaan yang dapat didefinisikan dan dikelola. Pekerja tim mengubah rencana umum menjadi rencana tindakan. Mereka adalah pekerja keras dan sistematis. Selain itu, mereka juga selalu gembira melakukan pekerjaan apapun yang harus dilakukan, tanpa memperhatikan apakah mereka secara pribadi menikmatinya atau tidak.

Pekerja tim suka menciptakan keteraturan dan tidak merasa nyaman dengan perubahan yang mendadak.

Evaluator

Anggota tim ini pandai, stabil dan tertutup. Mereka dapat menjadi orang yang berkepribadian kering dan tidak menarik. Bahkan mereka dapat bersikap dingin. Kekuatan mereka tidak terletak pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, tetapi dalam analisis yang jelas dan tidak memihak atas ide-ide orang lain. Mereka menimbang semua pro dan kontra, pandai membuat penilaian dan jarang sekali membuat keputusan. Sering kali evaluator menghindarkan tim dari tindakan yang menyimpang.

Evaluator adalah pemikir yang obyektif dan menyediakan waktunya sendiri untuk mencapai kesimpulan. Mereka tidak punya kecenderungan untuk mengkritik hanya demi kepentingan mereka sendiri, tapi karena mereka benar-benar dapat melihat cacat dalam suatu rencana atau argumen.

Itulah empat peran kunci dalam sebuah tim. Jika kita mampu merakit dan memposisikan anggota kita ke dalam empat peran kuci itu, maka kita akan dapat menggerakkan kekuatan tim kita dengan mudah menuju keberhasilan yang dicita-citakan bersama.

Selamat mencoba!

Trenggalek, 25 Juli 2021


Jumat, 02 Juli 2021

Menjaga Tradisi di Tengah Pandemi

 


2021 menjadi tahun kedua pandemi COVID-19 menggegerkan negeri ini. Banyak tatanan yang berubah untuk menyesuaikan situasi dan kondisi. Tidak pernah terbayangkan bahwa pandemi akan menyebabkan derita kemanusiaan yang begitu mendalam. Bahkan dalam waktu singkat mampu menyebar dengan cepat dalam skala luas dan menimbulkan banyak korban jiwa. Lebih jauh, pandemi juga mampu menggoyahkan nilai dan norma sosial budaya yang telah berkembang dan dianut oleh masyarakat selama ini.

Tahun ini dapat dikatakan menjadi tahun yang penuh tantangan. Hampir di seluruh bidang mengalami guncangan. Perubahan tatanan yang mendadak membuat sebagian orang terkaget. Bukan karena suka atau tidak suka, namun lebih pada permasalahan kesiapan dalam menghadapinya. Ada orang yang memang sudah siap melaksanakannya, tapi ada juga yang belum siap sama sekali dalam penerapannya.

Pemberlakuan sekolah secara daring, pengurangan kunjungan pada tempat-tempat tertentu, perubahan kebiasaan dengan menerapkan protokol kesehatan, bahkan pembatasan kegiatan sosial budaya yang menjadi adat dan kebiasaan yang sangat melekat dalam kehidupan.

Bangsa kita kaya akan adat dan budaya yang tidak dimiliki oleh Negara-negara di seluruh dunia. Bahkan hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Negara asing untuk singgah di Negara kita sekedar melihat dan menyaksikan prosesi adat dan budaya itu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa adat merupakan aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Adat merupakan wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem. Dan sistem inilah yang kemudian diyakini oleh masyarakat untuk terus dijalankan.

Hampir seluruh wilayah di seantero nusantara memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda. Bahkan di setiap desa pun sebagai satuan pemerintahan terkecil di Negara ini memiliki adat dan budaya sendiri-sendiri. Hal ini tidak ubahnya terjadi di desa Ngadirenggo kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Desa yang memiliki 5.000 lebih jumlah penduduk ini memiliki adat dan kebudayaan yang tidak dimiliki oleh desa lain.

Masyarakat desa ini memiliki adat dan budaya Nyadran. Banyak desa yang memiliki budaya Nyadran, namun adatnya yang berbeda. Di desa ini kegiatan Nyadran dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya pada hari Jumat Wage di bulan Jawa selo. Bukan tanggal yang menjadi patokan, tapi hari dan pasaran Jawa. Setiap hari Jumat Wage bulan Jawa Selo secara turun-temurun warga masyarakat desa melaksanakan berbagai ritual untuk menuju kebaikan.

Kegiatan biasanya dimulai pada hari Kamis setelah sholat Subuh. Di seluruh masjid dilaksanakan kegiatan membaca Al Qur’an sampai Khatam secara bersamaan. Malam harinya setelah sholat Maghrib digelar doa bersama di seluruh masjid dan mushola desa. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan doa bersama secara masal di Pendapa Balai Desa yang dipimpin oleh seluruh Kyai pemangku masjid dan mushola.

Kegiatan ini berfokus untuk mendoakan para pejuang Desa terutama tiga tokoh sentral yang dipercaya “mbabat” desa Ngadirenggo. Yaitu Syeh Dumbo, Syeh Bodo dan Syeh Cokrosuto. Syeh Dumbo dimakamkan di puncak gunung Kebo. Sedangkan Syeh Bodo dan syeh Cokrosuto dimakamkan di bagian bukit gunung yang berada di desa Ngadirenggo ini.

Malam Jumat Wage menjadi malam tirakatan bagi warga desa. Setelah dilaksanakan acara doa bersama secara masal di pendapa Balai Desa, berikutnya dilanjutkan acara tirakatan di area makam ketiga tokoh sentral desa ini. Bentuk kegiatannya tetap berupa doa bersama. Dan pagi harinya setelah sholat Subuh dilanjutkan dengan acara doa bersama kembali secara masal di puncak gunung Kebo, tepatnya di area makam Syeh Dumbo.

Kegiatan inilah yang biasanya ditunggu-tunggu oleh warga masyarakat secara umum. Bahkan dalam kegiatan ini tidak sedikit warga yang berasal dari luar desa juga dari luar Kabupaten. Untuk mengikuti acara ritual ini membutuhkah sebuah perjuangan yang dramatis. Di pagi hari sebelum sinar matahari tampak, kita harus berduyun-duyun bersama warga lain untuk naik ke puncak gunung melalui jalan setapak yang memang sudah disiapkan dan dibersihkan sebelumnya. Dalam perjalanan ini, warga naik dengan membawa “ubo rampe” berupa nasi gurih dan ayam lodho. Persembahan nasi gurih dan ayam lodho melambangkan sebuah harapan untuk mendapatkan petunjuk dari Rosulullah agar acara yang dilaksanakan diijabah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, juga menjadi simbol perwujudan rasa syukur dan meminta keselamatan.

Nasi gurih dan lodho ini ditaruh di atas “encek”. Encek merupakan tempat makanan yang terbuat dari pelepah pohon pisang yang ditata dengan pecahan bambu. Encek memiliki makna menanti cahaya surga. Hal ini tersirat dari keberadaan pelepah pisang dan janur yang memiliki filosofi surga yang agung. Ada juga yang mengatakan encek merupakan sebuah harapan atau cita-cita yang besar.

Satu lagi yang tidak boleh dilupakan dalam ritual ini adalah apem dumbo. Makanan khas desa Ngadirenggo yang dibuat hanya saat kegiatan ritual. Kita tidak akan menemukan makanan ini di hari-hari biasa, termasuk di desa Ngadirenggo sekalipun. Apem dumbo merupakan makanan yang bahan utamanya tepung beras yang kemudian dicampur cairan berbahan utama gula merah. Namun, di balik bahannya yang begitu sederhana, makanan ini memiliki makna yang sangat mendalam. Apem merupakan simbol dari pengampunan atau memohon ampun atas segala kesalahan. Selain itu, apem juga menjadi simbol kesederhanaan dan kebersamaan. Makanan ini juga dihidangkan di atas “encek” sama seperti makanan lainnya.

Perjalanan menuju puncak sangat menarik. Selain memang warga tidak dapat berjalan dengan cepat karena harus bergantian dengan warga yang membawa makanan sebagai sedekah dari rizki yang didapat selama satu tahun. Nuansa estetis muncul kala warga harus berjalan di kegelapan dengan hanya ditemani sinar api dari “oncor” dan semburat sinar rembulan. Sehingga, tidak sedikit para pengunjung yang berswafoto untuk mengabadikan momen sekali dalam satu tahun ini.

Setelah seluruh persiapan di puncak selesai, kegiatan ritualpun dimulai. Tabur bunga menjadi kegiatan awal. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang pemuka agama yang ditunjuk. Proses ritual sangat khusyuk. Seluruh pengunjungpun wajib untuk mengikutinya. Yang menarik lagi, konon katanya area puncak gunung akan selalu mampu menampung berapapun jumlah pengunjung yang mengikuti ritual satu tahun sekali ini.

Setelah proses ritual selesai, berikutnya dilanjutkan dengan pembagian sedekah makanan kepada seluruh pengunjung. Tentunya pembagian ini di tempat yang sudah disiapkan. Pengunjung bebas mengambil sendiri tanpa harus membayar. Karena memang sengaja disediakan oleh warga sebagai sedekah dari seluruh rizki yang didapat selama satu tahun.

Kegiatan dilanjutkan di lingkungannya masing-masing. Mulai dari berdoa bersama warga lingkungan di tempat yang telah ditetapkan dan yang dianggap memiliki nilai kesucian, membersihkan lingkungan masing-masing, membuka tempat pengumpulan sedekah berupa apem dumbo dengan tujuan disediakan khusus kepada sanak saudara atau teman dari luar desa yang berkunjung.

Kegiatan tidak berhenti di situ saja. Jumat malam diadakan pagelaran wayang kulit sekaligus ruwatan semalam suntuk. Hari Sabtu giliran Karang Taruna Desa mengadakan kegiatan pertunjukan seni di tiap wilayah perdukuhannya dan hari Minggu dilaksanakan Kirab atau Pawai Budaya. Menariknya, dalam setiap tahapan kegiatan ini, makanan utama yang disediakan oleh warga adalah apem dumbo. Sehingga apem dumbo menjadi icon makanan di desa Ngadirenggo saat kegiatan tahunan ini dilaksanakan. Termasuk di tahun ini. Walaupun pelaksanaannya sedikit berbeda akibat munculnya pandemi covid-19 di negeri ini. Sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dijalankan. Tapi untuk kegiatan ritual inti tetap berjalan.

Setidaknya ada beberapa poin positif yang dapat kita petik dari berjalannya ritual adat dan budaya tahunan ini. (1) Masyarakat selalu diingatkan dan tidak melupakan sejarah panjang perjuangan para pendahulunya. (2) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena selama prosesi selalu mengutamakan doa bersama. (3) Mempererat rasa kekeluargaan antar warga. (4) Menghidupkan kembali semangat gotong-royong di lingkungan. (5) Membiasakan diri untuk hidup bersih secara lahir maupun batin. (6) Bersama-sama dengan seluruh warga dan Pemerintah Desa untuk melahirkan semangat “mbangun desa”. (7) Melestarikan adat dan budaya. (8) Membiasakan untuk tidak melupakan sedekah dan berbagi kepada sesama.

Banyak hal yang dapat dipetik dari perjalanan adat dan budaya yang ada di Negara kita. tidak hanya sekedar hiburan belaka, namun memiliki nilai yang sangat mendalam. Nilai yang mampu mengubah hidup kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna.

Trenggalek, 2 Juli 2021